Dua puluh enam september dua ribu sembilan belas ( 26 September 2019 ), akhirnya jemariku kembali menari diatas keyboard di ruang malas nan nyaman yang kusebut itu kamar. Awal tahun 2019 tepatnnya bulan maret, terakhir kali gue menulis apa yang gue anggap layak gue tuangkan dalam blog tak berguna ini. Yah....terkadang gue merindukan saat-saat dulu sebagian besar duniaku berada di maya, ya...semua di maya. Tapi skenario dunia tidak memperbolehkan gue harus terus berada di sana, sejatinya gue harus melangkah layaknya manusia bumi pada umumnya. Saatnya gue paparkan semua.
Gue tidak menghilang, hanya fokus pada real life yang di mana keadaan dan usia harus peka satu sama lain. Gue sempat nganggur, kerja, nganggur lagi, dan akhir kembali bekerja lagi. Dan, cukup sudah bukan waktunya untuk kembali ababil seperti hari kemarin.
Satu persatu orang-orang di sekelilingku meyakinkan dirinya untuk berbagi ranjang dengan orang mereka cintai. Ada yang tampak tergesa-gesa, ada pula yang memang ...ya emang udah waktunya.
Sedangkan gue sedang berada pada fase sifat dan kelakuan tidak berjalan beriringan bersama usia. Gue berasa jiwa gue masih berada pada usia " belum siap memikirkan anak orang" tapi usia berkata, udah waktunya bro.
Kemudian terjadilah dorongan dari keadaan untuk segera, tapi masalahnya gue masih jomblo. Sementara, nenek gue sedang mendagangkan gue selaku cucunya pada kenalannya. Gue cukup idealis dan punya cukup banyak pertimbangan untuk memulai sebuah hubungan. Tapi tidak sesimple itu. Ya kalau hanya sekedar hubungan dan kemudian terjadi perjanjian suci, yah mungkin ada saja. Bagi gue ini sakral, gak boleh sembarangan. Gue harus percaya diri, jika suatu hari nanti gue bakalan dapat yang seharus gue dapat.
Dan akhirnya, sepertinya gue harus menyebut salah satu nama, sebagai salah satu alasan gue lumayan sulit melangkah. Eh ...ga jadi deh, haha.... pokoknya dia mantanku. Entah sebelumnya pernah gue tulis atau belum, dia yang membuat gue berpikir " kampret...susah bener cari yang lebih baik dari kamu ". Gak jelas banget tulisan gue hari ini, cenderung curhat tanpa arah ...anjirr gue bencong banget malam ini, dah kayak cewek kelakuannya.
Sebenernya ada yang mau gue bahas, tapi gak dulu lah... nanti saja. Gue sedang ngomong random aja. Dan ......sekian dah
Cerita Dikit Ajah tentang Hal Yang Gak Penting
Dua hari yang lalu aku berada pada situasi di mana otak mengisyaratkan hati untuk berkata
" sudahlah, salahmu sendiri kemarin terlalu nyaman dengan ketidakjelasanmu". Sepertinya gue mengawali tulisanku ini dengan hal yang membingungkan. Harusnya gue mengawalinya dengan pembukaan perumpaamaan seperti tulisanku sebelum-sebelumnya. tapi ah sudahlah lagi, gue sudah bingung dengan keadaanku yang terluntah-luntah ini. Okay balik yang seharusnya.
Saat ini gue adalah orang goblok yang sedang terinjak-injak kelakuan so' nya sendiri. Memperlihatkan putihnya sebuah kertas tanpa sedikitpun mempersilahkan sang pena untuk menari di atasnya. Gue menyebut dirinya pena dan gue selembar kertas yang putih. Perumpamaan yang tidak menjelskan apa-apa yah haha, tapi gue akan mengarahkannya hingga paham dapat menyelimutimu dengan rapi tanpa celah.
Gue (kertas) yang dalam hal ini berarti gue dengan beraninya menjajakan diriku sebagai orang baik yang tak pernah melakukan hal kotor dalam hidupku. Mungkin karena alasan takut dan berpikir sangat jauh kedepan. Selama ini gue berpikir, itu salah satu kebangganku dan sedikit dapat gue sombongkan. Btw, kotor dalam hal ini hal-hal berbau selangkangan, mirasantika, pokoknya hal-hal yang selalu ibuku wanti-wanti padaku. Dan dirinya (pena) orang yang seharusnya gue persilahkan mencoretkan kisah indah pada diriku (gue eh kertas).
Setahun lebih PDKT, goblok kan gue ? yah dia juga, seharusnya sejak lama dia mundur. Cowok gak jelas kayak gue emang tidak pantas diberi ruang kosong untuk banyak bacot. Gue sangat sadar se sadar sadarnya, kalau cewek itu butuh kejelasan. Chatingan dan teleponan menjadi hal yang lumayan rutin, bahkan untuk menyatakan perasaanpun jalannya udah terbuka lebar. Tapi yah gitu, gue masih dengan gobloknya berpikir jika saya akan ke arah yang lebih serius jika udah punya kerja lagi. Tergantunglah dia, kata kasihan layak dikrimkan padanya. Secara gue cowok dan dia cewek, dan juga umurnya selisih setahun ama gue, tentunya juga dia udah berada pada waktu siap nikah. Sedangkan gue ? sama sekali belum berpikir ke sana.
Hilang kabar beberapa hari hingga seminggu itu jadi hal biasa. hingga akhirnya satu bulan terakhir kita tak bersapa, lantaran gue lagi sibuk-sibuknya ngurusin salah satu hobiku. Sesekali gue lihat Whatsappnya, dan jreng....jreng..... dia ganti profile picture WA nya dengan foto cowok. Hati kecil gue berkata, memang sudah waktunya dia sadar bahwa yang pasti dan jelas akan lebih menarik. tentunya, saat itu hatiku sedikit deg degan ala kadarnya, gak terlalu berontak sih, hanya sedikit nendang-nendang. Gue gak bisa salahin dia, gue terima dan memang harusnya sih gitu.
Selang beberapa hari dia update story wa nya dengan foto cowoknya dengan caption yang lumayan buat gue makin menyedihkan. Saat itu gue pun ingat, ada beberapa foto si dia dalam hape ku yang kusimpan dengan rapi dalam sebuah folder, kucari dan kemudian gue hapus. Selesai sudah, ungkapku dalam hati. Kisahnya gak happy ending dan gak sad ending ajah sih. Kisah sejatinya adalah tentang dia dan seseorang yang dia jadikan profile picture itu, di situ gue sebagai cameo ataupun pelengkap.
Kenapa gue mau nulis kecemenan gue ini ?, karena gue yakin di masa depan gue pasti butuh hiburan untuk kujadikan alasan tertawa. Dan kisah ini layak kujadikan aslan untuk tertawa, yah ..... menertawakan diriku dimasa lalu yang terlalu menyia-nyiakan sesuatu hal.
Patah Hati Yang Selayaknya
Akan ada hari dimana
kita harus menjadi orang yang keren, tak harus menjadi Ariel Noah yang
meneriakan kalimat “ Kalian Luar Biasa …” pada para fansnya, atau menjadi Boy
anak jalanan yang selalu menang disetiap pertempuran yang dia hadapi. Ada
beberapa momen yang terlihat cetek, terlihat gak penting, atau biasa saja yang
malah bisa membuat kita terlihat keren,
salah satunya menolak kesempatan untuk berhubungan badan (ML) diluar nikah.
Anjriittt mungkin ada yang berkata cowok bego dan gak normal doang yang nolak
kesempatan gituan, apalagi gratis. Oh yeach…… buat dosa ajah masa gak modal. Biasanya
mereka yang gak punya modal hanya memanfaatkan kelenturan lidahnya untuk
menarik hati lawan jenisnya untuk mau menjadi pacarnya, untuk apa ? yah untuk
cari kenikmatan yang gratis, so bayangin sekarang kupu-kupu malam yang kualitas bagus bayarannya mahal ampe
ratusan juta, bandingin dengan pacar yang mau digituin wahahah gak ada
harganya. Ups… hanya perkiraan saya ajah sih.
Tak harus tampan untuk
bisa dapat kesempatan untuk maen
kuda-kudaan gratis, soalnya cewek bego masih cukup banyak menghiasi dunia ini,
karena hanya cewek bego yang mau di ajak main kuda-kudaan before nikah. Tahun
2016, tak jauh beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Yang beda hanyalah kualitas
rekaman video 2 pasangan tak berotak yang semakin jernih , karena bukan lagi
3gp tapi melainkan mp4. , “ eh ralat dikit, berotak sih, tapi mungkin mereka
hanya tak tau menggunakan otaknya”. Ada
beberapa orang yang merekam hasil karyanya, bukan untuk disebarkan tapi hanya
untuk disombongkan ke teman-temannya bahwa dia sudah melakukan itu bersama
pacarnya. Hallo…. Kebanggannya dimana ? keren mana dapat pujian dari seorang
tersangka pemerkosaan atau dari Polisi ? jika otak masih berjalan sebagaimana
mestinya jawabannya sudah dapat ditebak, tapi kalau jika tidak yah sebaiknya
segera periksa diri ke dokter.
Ok, di sini gw akan
coba paparkan beberapa jenis-jenis cewek bego.
1.
Cewek yang mau ajah diajak pacarnya ke
tempat gelap dan sepi.
2.
Cewek yang mau ajah di ajak pacarnya ke
rumah (kamar) atau kosan cowoknya yang gak ada orangnnya.
3.
Cewek yang rela memberikan kesuciannya
kepada pacarnya yang masih belum pasti menjadi suaminya.
Dalam hal ini gw membahas soal cewek Indonesia,
karena tradisi dan adat ketimuran masih kental. Lionel Messi aja yang mempunya
anak dari pacarnya yang notabene merupakan teman masa kecilnya saja udah
terlihat keren, padahal mereka belum menikah, tapi tradisi mereka gak masalah
dengan hal itu. Tidak perlu kita sangkut pautkan tentang agama, karena setiap
agama punya beberapa ajaran yang berbeda. Tapi kalau menurut ajaran agama
Islam, jelas semua isi artikel ini salah, karena dalam islam tidak ada yang
namanya pacaran before nikah, kalau after yah mungkin ada. Jangankan pacaran,
sholat bareng antara 2 orang yang belum muhrim dalam 1 ruangan itu juga salah,
itu menurut sumber yang pernah gw baca sih.
“Beberapa
orang berprilaku semaunya karena menurutnya benar, namun orang disekitarnya tak
buta untuk menyimpulkan jika prilakunya salah “
Entah Polos Atau Bego
Yes, untuk pertama
kalinya gw memberi judul tulisan gw ini dengan bahasa Inggris, yah meski hanya
satu kata aja sih haha. Mungkin beralasan, tapi alasannya tidak cukup kuat
untuk mengungkapkan keresahan dan kegelisahan hati. Aku mengandaikan diri gw
kali ini seperti ikan lele yang berharap bisa berenang dengan santainya dalam
aquarium pada lobi hotel bintang lima, gak mungkin dan takan pernah terjadi. Lele
biarkan saja dikolam kotor, karena emang disitu tempatnya dan aquarium biarkan
ikan-ikan hias dan cantik berenang didalamnya, dan jika ada ikan hias lainnya
yang menarik ?, yah biarkan saja disatuin dalam aquarium itu, yang jelas jangan
pernah menyatukan ikan hias dan ikan lele, Karena beda kelas dan levelnya
(takan bisa bersama). Pembukaan yang sangat gak nyambung dengan isi tulisan gw
kali ini ...
Takut, rasa yang
sedang gw alami akhir-akhir ini. Yang gw takutin adalah keadaan, kenyamanan dan
kehilangan yang gw takutin. Tinggal menghitung hari gw akan pergi meninggalkan
tempat yang menjanjikan kenyamanan pada gw, disisi lain tempat ini juga siap
memberikan rasa kehilangan yang mendalam. Gw sejatinya bukannya ingin
melanjutkan trend kalau semua lelaki itu bajingan, seenaknya datang dan
seenaknya pergi. Gw sekarang hanya sedang berpikir dan sedang dalam ketakutan,
takut jika hati gw dijajah oleh seseorang yang masih asing dan sama sekali gw
gak tau bagaimana bentuknya, begitu pula dia terhadap gw. Ketakutan lainnya
yang gw rasakan dan gw perkirakan, jika dan bila gw harus tetap disini mungkin
saja ini anugrah untuk gw tapi tidak untuknya, bencana untuknya tapi tidak
untuk gw. Gw sedang tidak tertarik untuk membuat kisah ini bagaikan film “
Beauty and The Beast “, sadar diri dan berkata siapa gw ?
Ilfil, itu yang
sangat-sangat gw takutin. Dia mungkin menerima gw tanpa melihat bagaimana gw,
tapi jika setelah dia tau gw seperti apa, gw selalu berpikir dia butuh berapa
kantong kresek untuk menampung muntahnya setelah melihat bentuk gw hahaha. Pria
kurus, tinggi, dan berjerawat wahahah .... sungguh kasihan jika kisahnya harus
semenyedihkan ini, gw lebih berpikir perasaannya, untuk perasaan gw sih gak
usah dipikirkan, karena rasa kecewa emang selalu pantas untuk seorang pecundang
seperti gw.
Mungkin gw adalah
satu dari sekian orang yang nggak percaya dengan cinta apa adanya, menerima apa
adanya, kalau diijinkan gw untuk nangis dan berkata pada mereka para wanita “
sadarlah , kalian memilih pasangan karena ada tuntutan dan kriteria yang tak
perlu diungkapkan”. Yang gw harus lakukan saat ini ialah tetap jadi lelaki yang
baik, bukan pura-pura baik atau bertindak so’ keren. Untuknya gw jujur, gw
menyukainya. Tapi tolong biarkan, biarkan rasa suka ini berasal dari satu arah
atau bisa dibilang gw menyukainya tanpa pamrih, karena seiring berjalannya
waktu gw akan tertutup oleh orang lain. Doa’ku semoga dia mendapatkan yang
terbaik, karena gw gak akan pernah rela jika dia harus bersama orang yang tak
pantas untuknya.
Dan akhirnya
tulisan cemen gw ini berakhir juga ...... >.<
Because, Aku Sedang Ketakutan
Waktunya telah datang, saat dimana gw harus
kembali ke kampung halaman. Sembari melambaikan tangan pada kota angin dan
berucap terima kasih untuk waktu yang menynangkan selama ini. Gw jujur dalam
keadaan bimbang, dihati kecil ingin tetap bertahan tapi keinginan besar juga
memaksa untuk harus pergi meninggalkan kota kecil ini. Selalu berpikir bahwa gw
akan tetap menjadi orang asing, meski beberapa teman mengatakan “ kenapa gak tetap tinggal saja di sini ? “
yah..ada beberapa yang tak menganggapku orang asing, dan bisa jadi mereka
menganggap gw bagian dari mereka. Berat emang untuk meninggalkan kenyamanan,
siapapun dia dan bagaimanapun dia. Jadi gw pun menyimpulkan, gw harus pulang
dan sebisa mungkin menghindari timbulnya kenyamanan-kenyamanan yang lain, yang
bisa saja menjadi awal dari sakit hati.
Mungkin esok gw akan sangat rindu dengan hari
ini dan hari kemarin, di mana gw menertawakan orang dan juga malah menjadi
bahan tertawaan orang, saat di mana gw ejek sebagai jomblo. Berawal saat gw
menjadi mahasiswa baru disalah satu universitas swasta di Jawa Barat, kalau
bisa diibaratkan gw bagaikan alien yang sedang numpang pipis di bumi, sama
sekali gak ada yang gw kenal ,yah gw hanya datang dari asal yang berbeda dengan
tujuan menjadi seorang sarjana. Yang gw butuhin saat itu adalah teman, teman
yang punya minat yang sama dengan gw seorang pemuda lulusan SMA jurusan IPS.
Namun yang ada hanyalah mayoritas lulusan SMK dengan jurusan yang sesuai atau
seirama dengan jurusan kuliah yang gw ambil. Menyedihkan, hingga berjalannya
waktu dikelas gw malah gw salah satu mahasiswanya yang punya pergaulan cukup
bagus bahkan lintas fakultas, gw anggap gw waktu itu adalah fakir teman yang
berubah menjadi seorang makelar teman. Gw pun berpikir sejenak apa lagi yang gw
butuhin ? tambatan hati ? kekasih hati ? hahaha... tertawa dengan sangat lepas
rasanya dalam hati jika teman gw ngejek gw jomblo ngenes, selalu gw katakan gw
jomblo karena emang gw gak nyari, hobby gw masih sangat terlalu menarik untuk
menyisihkan sedikit waktu untuk memikirkan keadaan orang lain.
15 Oktober 2015 kemarin, gw ada obrolan
singkat dengan teman futsal gw dilapangan futsal tentunya. kira-kira obrolan gw
seperti ini :
Teman : Kenapa gak pacaran ?
ngenes banget, pasti klo ngeBBM cewek sering ngePING2 yah ?
Gw: haha... apa ada yang lebih
keren dari trik pdkt yang seakan memaksa seperti itu ?
Teman : trus kenapa ? cari bro
kalau mau nih pin-pin cewek2 cakep
Gw: Saya kalau mau pacaran, saya
mungkin masih bertahan ama yang kemarin, lagi enak sendiri sih sekarang. Lagian
kan saya juga mau pulang kampung...
Teman : yah..cari-cari ajah,
emang kamu mau serius gitu ?
Gw: wahahah buang-buang waktu
kalau pacaran untuk gak serius, emang dalam pandangan cowok lain saya adalah
orang yang bego. Karena cowok selalu dalam posisi yang untung dan cewek dalam
posisi yang merugi.
Teman : ah.....alasan
Gw: ah si kampreettt.... tolong
jangan memaksa saya untuk jadi Mario Teguh
Obrolan yang mungkin cukup geli, karena
dimana biasanya cowok brengsek kalau
pada ngobrol gak bakalan jauh-jauh dari obrolan seputar selangkangan. Mungkin
saat itu gw sedang pencitraan juga sih, biar dikira cowok baik-baik wahahaha
tapi aslinya baik kok, itu kata sebagian teman-teman cewek gw gak tau juga sih
sebagiannya lagi, mudah-mudahan sama. Oh kok melenceng gini pembahasannya, jadi
kalau bisa disimpulkan gw hanya menghindarkan diri gw dari kenyamanan lain
sebelum gw pergi meninggalkan kota ini.
“ Yang
ditinggalkan akan merasakan kehilangan paling dalam dari pada yang meninggalkan,
maka dari itu sebaiknya hindari segala bentuk kenyamanan, karena dengan
menghindarinya rasa kehilangan akan tidak begitu menyakitkan “
Celotehan Selamat Jalan Kota Angin
Jum’at 21 Agustus 2015 , Seorang
pemuda telah mengacungkan jari dan berkata “ hari ini aku adalah seorang
pengangguran “. Keluar dari medan pertempuran ruang sidang, dengan penuh
kepuasan dia berucap syukur karena telah lepas dari kebosanan dan keletihan
yang berlarut-larut. Tak ada yang istimewa, terkecuali dari ruangan sidang
sebelah dimana seorang gadis menunggu sang kekasih dengan setangkai bunga dalam
genggamannya. Aku melirik dan sedikit iri, namun tak apa dirumahku sudah ada
ibuku yang menunggu kabar dariku untuk menyombongkan anaknya yang telah menjadi
sarjana di tanah rantau.
Setelah melewati perjuangan yang cukup
panjang, akhirnya aku menyelesaikannya dengan cukup baik, yah aku anggap itu
cukup baik. Meski saat aku memulai perjuangan, aku hanyalah sampah dan jika
dipandang sebelah mata juga terlalu istimewa. Semester 1, 2, 3, dan 4 aku
adalah seorang anak bawang yang tak punya pengaruh, daya bahkan upaya. Bahkan
salah satu temanku berkata bahwa aku telah gagal menjadi anak Informatika.
Hingga akhirnya aku mulai mencoba sedikit menunjukan diri pada 5 semester
terakhir, dan mulai mendapat pengakuan. Aku mencoba berubah bukan untuk mereka,
tapi untuk diriku sendiri. Sembari berkata dalam hati “ untuk apa kuliah
jauh-jauh kalau hanya untuk jadi orang bodoh “.
Hari esok sepertinya menyeramkan,
dimana aku harus kembali pada kampung halamanku dan meninggalkan apa yang
membuatku nyaman di tempat ini. Aku datang sebagai orang asing, dan sepertinya
harus pergi dan memberi kesan bahwa aku tak pernah ada di tempat ini. Sudahkah
aku ?, mungkinkah aku ?, apakah aku ? aku berharap tak ada pertanyaan yang
mencoba mengikatku dengan tempat ini.
“ Aku Mungkin Bukan Orang Yang Pintar,
Tapi Jujur Aku Tak Pernah Terima Jika Dikatan Orang Bodoh “