Posted by : Basir Bur
Saturday, September 12, 2015
Jum’at 21 Agustus 2015 , Seorang
pemuda telah mengacungkan jari dan berkata “ hari ini aku adalah seorang
pengangguran “. Keluar dari medan pertempuran ruang sidang, dengan penuh
kepuasan dia berucap syukur karena telah lepas dari kebosanan dan keletihan
yang berlarut-larut. Tak ada yang istimewa, terkecuali dari ruangan sidang
sebelah dimana seorang gadis menunggu sang kekasih dengan setangkai bunga dalam
genggamannya. Aku melirik dan sedikit iri, namun tak apa dirumahku sudah ada
ibuku yang menunggu kabar dariku untuk menyombongkan anaknya yang telah menjadi
sarjana di tanah rantau.
Setelah melewati perjuangan yang cukup
panjang, akhirnya aku menyelesaikannya dengan cukup baik, yah aku anggap itu
cukup baik. Meski saat aku memulai perjuangan, aku hanyalah sampah dan jika
dipandang sebelah mata juga terlalu istimewa. Semester 1, 2, 3, dan 4 aku
adalah seorang anak bawang yang tak punya pengaruh, daya bahkan upaya. Bahkan
salah satu temanku berkata bahwa aku telah gagal menjadi anak Informatika.
Hingga akhirnya aku mulai mencoba sedikit menunjukan diri pada 5 semester
terakhir, dan mulai mendapat pengakuan. Aku mencoba berubah bukan untuk mereka,
tapi untuk diriku sendiri. Sembari berkata dalam hati “ untuk apa kuliah
jauh-jauh kalau hanya untuk jadi orang bodoh “.
Hari esok sepertinya menyeramkan,
dimana aku harus kembali pada kampung halamanku dan meninggalkan apa yang
membuatku nyaman di tempat ini. Aku datang sebagai orang asing, dan sepertinya
harus pergi dan memberi kesan bahwa aku tak pernah ada di tempat ini. Sudahkah
aku ?, mungkinkah aku ?, apakah aku ? aku berharap tak ada pertanyaan yang
mencoba mengikatku dengan tempat ini.
“ Aku Mungkin Bukan Orang Yang Pintar,
Tapi Jujur Aku Tak Pernah Terima Jika Dikatan Orang Bodoh “
kaka udah lulus? S berapa ka? SELAMAT YA KAKA
ReplyDelete