Posted by : Basir Bur Sunday, March 24, 2019


Dua hari yang lalu aku berada pada situasi di mana otak mengisyaratkan hati untuk berkata
 " sudahlah, salahmu sendiri kemarin terlalu nyaman dengan ketidakjelasanmu". Sepertinya gue mengawali tulisanku ini dengan hal yang membingungkan. Harusnya gue mengawalinya dengan pembukaan perumpaamaan seperti tulisanku sebelum-sebelumnya. tapi ah sudahlah lagi, gue sudah bingung dengan keadaanku yang terluntah-luntah ini. Okay balik yang seharusnya.

Saat ini gue adalah orang goblok yang sedang terinjak-injak kelakuan so' nya sendiri. Memperlihatkan putihnya sebuah kertas tanpa sedikitpun mempersilahkan sang pena untuk menari di atasnya. Gue menyebut dirinya pena dan gue selembar kertas yang putih. Perumpamaan yang tidak menjelskan apa-apa yah haha, tapi gue akan mengarahkannya hingga paham dapat menyelimutimu dengan rapi tanpa celah.

Gue (kertas) yang dalam hal ini berarti gue dengan beraninya menjajakan diriku sebagai orang baik yang tak pernah melakukan hal kotor dalam hidupku. Mungkin karena alasan takut dan berpikir sangat jauh kedepan. Selama ini gue berpikir, itu salah satu kebangganku dan sedikit dapat gue sombongkan. Btw, kotor dalam hal ini hal-hal berbau selangkangan, mirasantika, pokoknya hal-hal yang selalu ibuku wanti-wanti padaku. Dan dirinya (pena) orang yang seharusnya gue persilahkan mencoretkan kisah indah pada diriku (gue eh kertas). 

Setahun lebih PDKT, goblok kan gue ? yah dia juga, seharusnya sejak lama dia mundur. Cowok gak jelas kayak gue emang tidak pantas diberi ruang kosong untuk banyak bacot. Gue sangat sadar se sadar sadarnya, kalau cewek itu butuh kejelasan. Chatingan dan teleponan menjadi hal yang lumayan rutin, bahkan untuk menyatakan perasaanpun jalannya udah terbuka lebar. Tapi yah gitu, gue masih dengan gobloknya berpikir jika saya akan ke arah yang lebih serius jika udah punya kerja lagi. Tergantunglah dia, kata kasihan layak dikrimkan padanya. Secara gue cowok dan dia cewek, dan juga umurnya selisih setahun ama gue, tentunya juga dia udah berada pada waktu siap nikah. Sedangkan gue ? sama sekali belum berpikir ke sana.

Hilang kabar beberapa hari hingga seminggu itu jadi hal biasa. hingga akhirnya satu bulan terakhir kita tak bersapa, lantaran gue lagi sibuk-sibuknya ngurusin salah satu hobiku. Sesekali gue lihat Whatsappnya, dan jreng....jreng..... dia ganti profile picture WA nya dengan foto cowok. Hati kecil gue berkata, memang sudah waktunya dia sadar bahwa yang pasti dan jelas akan lebih menarik. tentunya, saat itu hatiku sedikit deg degan ala kadarnya, gak terlalu berontak sih, hanya sedikit nendang-nendang. Gue gak bisa salahin dia, gue terima dan memang harusnya sih gitu. 

Selang beberapa hari dia update story wa nya dengan foto cowoknya dengan caption yang lumayan buat gue makin menyedihkan. Saat itu gue pun ingat, ada beberapa foto si dia dalam hape ku yang kusimpan dengan rapi dalam sebuah folder, kucari dan kemudian gue hapus. Selesai sudah, ungkapku dalam hati. Kisahnya gak happy ending dan gak sad ending ajah sih. Kisah sejatinya adalah tentang dia dan seseorang yang dia jadikan profile picture itu, di situ gue sebagai cameo ataupun pelengkap.

Kenapa gue mau nulis kecemenan gue ini ?, karena gue yakin di masa depan gue pasti butuh hiburan untuk kujadikan alasan tertawa. Dan kisah ini layak kujadikan aslan untuk tertawa, yah ..... menertawakan diriku dimasa lalu yang terlalu menyia-nyiakan sesuatu hal.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © ACHIECUY - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -