Posted by : Basir Bur
Thursday, September 3, 2015
Meski memiliki bentuk fisik yang
hampir sama kuda dan zebra memiliki tingkat kekerenan yang berbeda, Kuda seakan
menjadi sosok hewan yang perkasa dan sering dijadikan kendaraan oleh para
pahlawan mulai dari Zorro, Rhoma Irama (Satria Bergitar), hingga pak kusir yang
sedang bekerja mengendarai kuda supaya baik jalannya. Sedangkan zebra ? paling
hanya dijadikan tanda penyebrangan yang biasa disebut “Zebra Cross”, sungguh
menyedihkan. Dan aku adalah zebra yang takan pernah bisa sekeren kuda. Dan aku
tetaplah zebra, yang warna hitam putihku akan kalah menarik dari papan catur
tempat bidak catur menari-nari.
Saat gw duduk di sekolah menengah
pertama, ada seorang wanita yang menyukaiku dan aku senang. Dia menyukaiku,
apakah karena aku tampan ? tentu tidak , alasannya karena gw mirip mantan
pacarnya. Kemudian Saat gw duduk di sekolah
menengah atas, ada lagi wanita yang menyukaiku dan aku senang. Dia menyukaiku,
apakah karena aku tampan ? tentu tidak, alasannya karena gw enak diajak ngobrol. Begitu pula dengan
kisah-kisah lainnya, nggak pernah ada yang menjadikan ketampanan sebagai alasan
dia tertarik padaku. Padahal kalau dirumah gw sering bertanya kepada cermin “
wahai cermin, siapakah pria tertampan didunia ini ? “ Cermin hanya bisa diam
dan membisu. Namun menurut survey yang ditujukan untuk 100 orang motivator di
salah satu daerah di negara Zimbabwe mengatakan bahwa “ selalulah untuk
berfikir positif kapanpun dan di manapun”, itulah yang akhirnya membuat gw
berpikir bahwa cermin akan berkata gw lah yang tertampan di dunia ini.
Gw si pemuda bertubuh kurus yang
bercita-cita untuk jadi pria tampan sejak jaman penjajahan sungguh tak pernah
tercapai, malah tambah jauh dari kata tampan. Apalagi saat tahun 2013 butiran
merah merona mulai menghiasi wajahku, ketampanan mulai hilang dari hidupku. Dan
tahun 2014 akhir, aku kembali diterjang sebuah tragedi dimana gigi kelinciku
harus terpotong setengah karena lompat indah dikolam renang anak kecil. Aku
seakan melengkapi syarat menjadi pria yang jauh dari kata tampan, ditambah mata
minus yang memaksaku untuk menggunakan kacamata. Belum sampai disitu, gw yang
mempunya hobi mengondrongkan rambut melengkapi diriku yang urakan dan tak
terurus. Tapi gw selalu yakin, Kalau aku juga pernah tampan.
Kesimpulan yang bisa gw tarik, gw
telah gagal jadi pria idaman. Meski sebelumnya gw pernah berkata jika gw adalah
pria idaman wanita. Sepertinya aku telah berbohong waktu itu. Gw seakan menjadi
karakter geek dalam film “ Campus
Confidential “, meski terlihat
menjijikan dia mampu menaklukan wanita tercantik di kampusnya. Sayang, itu
hanya fiksi dan peluang terjadi dalam kehidupan nyata sangat kecil, dan
tergantung kerja dari seorang dukun.
“ Jika ada yang mencintaimu dalam
keadaan keadaan menjijikan, maka yakinlah itu adalah cinta sejati yang tulus
dan suci “